Mittwoch, 21. November 2018

Undangan Konser dari Katie Melua




Pagi itu di musim gugur, alam terlihat cantik, didominasi oleh warna coklat, oranye, kuning dan kemerah-merahan.
Dengan tergesa-gesa, saya berlari ke arah kereta api yang akan berangkat ke Frankfuert. Nafas saya tersengal-sengal ketika memasuki kereta, dengan cepat saya mencari tempat duduk yang masih kosong dan yang cukup strategis, dalam arti yang dekat jendela dan menghadap ke depan (ke arah) jalannya kereta api agar tidak pusing dan mual.
Akhirnya, saya dapat tempat yang strategis dengan posisi kursi saling berhadapan (untuk empat penumpang). Saya duduk sendiri karena ternyata kereta api belum penuh penumpang, bisa jadi akan terisi pada stasiun berikutnya.
Perjalanan saya ke Frankfuert untuk memperpanjang paspor yang tiga bulan lagi akan habis masa berlakunya. Perjalanan tersebut memakan waktu satu jam dengan jarak tempuh dari desa saya sekitar 80 km.
Sampai di Stasiun Kereta Api Frankfuert, masih harus berjalan kaki sekitar tujuh menit untuk mencapai Konsulat. Proses memperpanjang paspor pun berjalan dengan lancar seperti yang saya harapkan.
Saya melirik jam tangan tua yang melingkar di pergelangan tangan kiri sudah menunjuk ke pukul 11.30. Pantas saja perut ini mulai berbisik “lapar”.

Setiap saat berkesempatan mengunjungi kota besar seperti kota Frankfuert, saya siapkan waktu luang sepanjang hari untuk melihat kota dan jalan-jalan di pusat pertokoan. Langkah kaki pun sependapat untuk menuju pusat kota.
Suasana kota sangat ramai, bisa jadi dikarenakan jam makan siang. Frankfuert dikenal juga sebagai kota perbankan, terlihat lalu-lalang para pegawai bank dengan berpakaian “chic” menambah kesan kota tersebut “chic dan elegant”.
Sambil melihat toko-toko yang memajangkan dagangan mereka, saya mencari kalau-kalau ada cafe atau restaurant yang letaknya strategis dan murah. Restaurant yang saya inginkan tersebut akhirnya saya temukan di pusat perbelanjaan MyZeil, lantai atas. Panganan yang ditawarkan adalah panganan Asia ... hm ... pilihan yang tepat !.
Restaurant terlihat penuh dengan beberapa pengunjung yang masih antri menunggu tempat. Dengan memberanikan diri, saya bertanya kepada salah satu pelayan yang terlihat sibuk bahwa saya hanya membutuhkan satu tempat saja.
Anda beruntung !, masih ada satu tempat kosong disana !” sambil menunjuk tempat kosong di depan seorang wanita muda.
Terima kasih !” langkah saya pun bergegas ke tempat yang ditunjuk oleh si pelayan.
Selamat siang !”
Selamat siang !” jawab wanita muda dengan ramah.
Lima menit kemudian datanglah si pelayan dengan membawa pesanan dari si wanita muda tersebut. Semangkok sup panas dan dua tusuk sate sangat mengundang selera. Hm ... jadi ingin memesan makanan yang sama dengan wanita tersebut.
Mau pesan minuman dan makanan apa, nyonya ?”
Oh ... kalau boleh saya tahu, apa nama sup yang dipesan oleh nyonya itu ?” sambil menunjuk sup yang dimaksud.
No. 30” jawab si pelayan sambil tersenyum.
Ok ... saya mau pesan sup yang sama, sepoci teh hitam dan salad” sambil menyerahkan kartu menu kepada si pelayan.
Terima kasih” jawabnya.
Selamat makan”
Terima kasih” jawab wanita tersebut.
Sesekali saya memandang wanita cantik di depan saya yang parasnya mirip dengan penyanyi terkenal asal Inggris. Berpakaian sangat sederhana, tanpa make-up, bertopi rajutan. Ah ... seandainya si Katie Melua duduk disebelahnya, pasti terlihat seperti kembar.
Maaf, anda turis ?” tanya wanita tersebut.
Ya, untuk kota Frankfuert”
Maksudnya ?”
Saya tinggal di Jerman, kira-kira 80 km dari kota Frankfuert, jadi boleh dibilang kalau saya juga turis di kota ini” jelas saya sambil bercanda.
Ha ha ... mengerti, saya juga turis transit, besok harus melanjutkan perjalanan ke Itali” jelasnya.
Oh ... pasti menyenangkan ya ?”
Ya ya ... senang tetapi cukup melelahkan juga”
Sambil menyantap makanan masing-masing, kami bercerita tentang banyak hal. Suasana akrab sangat terasa, seolah-olah kami sudah lama saling mengenal.
Panggil saya Evan !”
Indri” balas saya.
Pendek cerita, Evan dan saya sepakat untuk melihat-lihat kota Frankfuert bersama sampai jam 18:00 karena pada jam tersebut saya harus sudah berada kembali di Stasiun Kereta Api.
Kami mengunjungi Palmengarten yang lengkap dengan koleksi botaniknya, minum kopi di Cafe yang ada di taman tersebut sambil menikmati sisa-sisa sinar matahari yang memantul indah pada dedaunan yang menguning bagai logam emas yang gemerlapan.
Indri, kamu orang Indonesia pertama yang saya kenal”
Apakah semua orang Indonesia ramah-ramah ?”
Dari cerita kamu tentang kultur dan keindahan alam Indonesia, saya ingin sekali mengunjungi negerimu !” kata Evan dengan nada dan mimik muka penasaran.
Tentu, beritahu saya kalau kamu memutuskan ingin ke Indonesia, mungkin saya bisa menemanimu”
Saya akan kirim email” Evan mengeluarkan secarik kertas dari dalam tasnya. Kami pun saling bertukar email.
Waktu berlalu dengan cepatnya, kami pun harus berpisah sambil mengucapkan yang terbaik.
Terima kasih Indri, saya senang bisa berkenalan dengan kamu.” 
Saya juga, selamat melanjutkan perjalanan ya Evan.”
Take care and God bless you” kata Evan sambil memeluk saya.
God bless you too, Evan !”
**


Keesokan harinya, saya terima email dari Evan yang memberitakan bahwa dia sudah sampai di Itali dan juga berterima kasih kembali untuk waktu yang kami luangkan bersama di kota Frankfuert.
Setelah email tersebut, dua bulan kemudian saya menerima surat dengan perangko Inggris tanpa nama pengirim.
Dengan tak sabar dan penasaran, cepat-cepat saya membuka surat tersebut.
Oh my God ! ... ternyata isinya undangan Konser Musim Panas dari Katie Melua di Jerman.
Dear Indri, saya berharap kamu bisa datang di salah satu konser saya 
...
Best regards, Evan (Ketevan “Katie” Melua) ...”
Yihaaaaaa ! ternyata dugaan saya benar bahwa Evan yang mirip Katie itu memang benar-benar Katie Melua, penyanyi pujaan saya. 
...
Saya pasti datang ! ... terima kasih Katie !.”

***
Cerita mini diatas hanya 'Fiksi', ditulis oleh Indriati See dan dimuat di Kompasiana pada tanggal 14 April 2013 dalam Event Fan Fict
Image: 1


Montag, 16. März 2015

Tadah Iler



Bagi para ibu yang mempunyai anak balita pasti tahu 'apa dan fungsi dari tadah iler'. Di saat anak balita menjalani proses belajar makan dan minum sendiri, tadah iler adalah 'teman setia' yang selalu siap melindungi pakaian mereka agar tidak terkotori.

Pengalaman saya pribadi dalam mengajari ketiga anak-anak sewaktu mereka berusia balita untuk makan sendiri, bisa dimulai saat mereka bisa duduk sendiri. Bersamaan dengan kemampuan anak balita ketika mulai duduk sendiri di kursi bayi, maka gerakan motorik tangan mereka dalam menggenggam sendok atau gelas pun akan terlihat mulai terkontrol. Kalau pun mereka belum sempurna mengarahkan sendok atau gelas ke arah mulut, maka bantuan kita sebagai orang tua sangatlah dibutuhkan.

Lalu, apa fungsi dari tadah iler dan hubungannya dengan gerakan motorik anak balita ?

Ketika anak balita kita belajar makan sendiri, tak heran kalau ada makanan yang menempel di sekitar mulut bahkan sampai ke pipi mereka. Dalam hal ini, maka dengan lembut kita arahkan tangan mereka agar menggenggam tadah iler, lalu kita arahkan lagi tangan mereka ke arah mulut atau pipi yang terkena makanan. Mengusapnya sampai bersih dengan memberi pujian bahwa mereka telah melakukannya dengan sempurna.

Hm ... itulah sekelumit tentang fungsi tadah iler bagi anak balita dan tentunya bagi para ibu agar terhindar dari cucian pakaian yang menggunung.

Sekarang, tadah iler yang terlihat di foto sudah berusia 20 tahun, seusia putra sulung kami. Sudah pasti tadah iler tersebut tidak berfungsi seperti dulu lagi melainkan menjadi teman penutup thermos agar minuman panas di dalamnya tidak cepat dingin. Juga sebagai pengelap thermos.




Dengan membuat simpul (pita) seperti yang terlihat pada foto di atas maka thermos dan tadah iler tampak lebih cantik bukan ? ... dan siap untuk dibawa ke tempat kerja selama musim dingin.




Indriati See - HiR, 17.03.2015



Samstag, 4. Oktober 2014

Resep Kue Wortel


Wortel yang kita kenal sebagai sayuran, diketahui banyak mengandung Vitamin A ternyata tidak hanya bisa diolah sebagai sayuran matang maupun mentah melainkan bisa juga dibuat sebagai kue yaitu Kue Wortel.

Resep kue Wortel untuk pertama kali saya kenal tepatnya 22 tahun yang lalu dari Organisasi Wanita Jerman-Indonesia di Jakarta. Semenjak itu, kue Wortel sering hadir di meja makan keluarga saya sebagai pendamping minuman Teh dan Kopi di akhir pekan.

Resepnya sangat simpel, bahan-bahannya juga tidak mahal dan pembuatannya tidak sulit. Silahkan disimak resepnya di bawah ini:

Bahan:

300 g Wortel
225 g Tepung Terigu
200 g Gula Pasir (jika tidak suka manis, cukup 150 g saja)

100 g  Mentega cair
3 butir Telur
2 sendok teh Kayu Manis
2 sendok teh Baking Powder
sejumput Garam
100 g Kacang Almond untuk hiasan, boleh juga menggunakan Kacang Tanah cincang yang sudah dibuang kulit arinya.

Cara Membuat:
Wortel dikupas, dicuci kemudian diparut.
Kocok telur dan gula sampai halus dan mengembang.
Masukan tepung terigu yang sudah disaring terlebih dahulu ke dalam kocokan telur, aduk perlahan-lahan sampai tercampur dengan rata. (mixer dengan kecepatan yang paling rendah).
Kemudian masukan wortel parut, kayu manis, baking powder, garam ke dalam adonan dan aduk perlahan-lahan sampai semuanya tercampur.
Terakhir, masukkan mentega cair dan aduk sekali lagi.

Panaskan Oven dengan temperatur 180 derajad Celsius. Oles loyang bergaris tengah 26 cm dengan mentega, lalu taburi tepung dan irisan kacang Almond (lihat foto)



Masukan adonannya (lihat foto)




Taburi dengan Kacang Almond atau Kacang Tanah (lihat foto) kemudian panggang dalam Oven selama lebih kurang 30 menit.



Kue Wortel siap untuk disajikan (lihat foto)




Jika ingin tampil lebih cantik, setelah kue dingin bisa ditaburi dengan gula halus (lihat foto)




Mudahkan cara membuatnya ? dan akhir kata saya ucapkan "Selamat Mencoba" :)

Salam masak,
Indriati See - HiR, 05.10.2014



Freitag, 3. Oktober 2014

Ruang Kelasku di Jerman yang Sederhana




Dalam artikel saya yang berjudul "Di Jerman Muridku Datang Hanya untuk Curhat" terbit di Kompasiana tanggal 26 November 2013, saya singgung sekilas tentang Lembaga Bahasa dan Bimbingan Belajar yang bernama Lernstudio Barbarossa dimana saya mengajar. 

Dalam lembaga tersebut, saya hanya menangani kelas untuk orang dewasa (individual atau maksimum 2 orang/kelas) yang ingin mempelajari Bahasa Inggris atau Bahasa Perancis dengan pengantar Bahasa Jerman. 

Tujuan dari murid-murid saya untuk mempelajari Bahasa Inggris maupun Bahasa Perancis biasanya untuk mempermudah mendapat posisi lebih baik di lingkungan kerja mereka atau agar mereka lebih bisa berkomunikasi dengan para pelanggan mereka.

Metode berikut material pelajaran juga Sertifikat dan Ijazah yang akan diperoleh oleh para murid disesuaikan dengan "Standard Komunitas Negara-negara Eropa (The European Communities).

Sudah pasti  kedua bahasa tersebut pernah mereka pelajari semasa mereka masih sekolah di SMP maupun di SMA. Dan karena kedua bahasa tersebut tidak dipakai maka otomatis terlupakan.

Lernstudio Barbarossa mempunyai cabang hampir di semua kota besar di Jerman, bahkan sampai ke Austria dan Swiss.

Sebagai WNI yang tentu saja masih memegang Paspor RI, saya bangga sekali bisa bekerja disana. Bangga karena saya diperlakukan sama dengan teman-teman Pengajar lainnya yang 100% WN Jerman dan tentunya juga bangga karena sampai detik ini, murid-murid saya tidak terkejut mempunyai guru yang bukan WN Jerman ... respek !

Peraturan di sekolah tersebut sangat disiplin, salah satunya dimana para Pengajar tidak boleh datang terlambat. 15 menit sebelum pelajaran dimulai, kami harus sudah berada di kelas. Saya pribadi selalu hadir 30 menit sebelum pelajaran dimulai. Waktu 30 menit tersebut saya pakai untuk mempersiapkan semua material yang akan diajarkan seperti Kamus Bahasa, CD Recorder, Foto Copy materi pelajaran dll.

Dalam foto di atas terlihat betapa sederhananya ruang kelas (3x3m) yang saya pakai untuk mengajar. Meubelnya juga sangat sederhana, terawat dengan rapih dan bersih. 

Semuanya ini akan terujud dengan baik berkat kerjasama antara Pengurus Sekolah, Pengajar dan Murid.

Akhir kata, saya ingin mengingatkan kembali satu pepatah yang kita pelajari dari leluhur kita yang berbunyi "Tak ada Rotan, Akar pun jadi"

Selamat mengajar dan belajar serta jangan lupa kalau "tidak ada batas usia untuk belajar" 

Salam, 
Indriati See - HiR, 03.10.2014


 

Sonntag, 28. September 2014

Ketika Mereka Tak Sanggup Lagi


Empat belas tahun yang lalu tepatnya di awal musim panas, saya beli 3 (tiga) pasang Sandal berwarna Biru muda, Merah dan Pink (Rosa). Ketiga sandal tersebut sangat nyaman dipakai, ringan dan praktis. Bahkan, sewaktu masih baru sering saya kombinasikan dengan warna pakaian yang saya pakai dan sesekali dipakai untuk mengunjungi tempat-tempat yang sedikit formal.

Waktu pun berjalan dengan cepatnya, seirama dengan fungsi dari ketiga pasang sandal tersebut. Jasa mereka pun sungguh luar biasa, melindungi kedua telapak kaki saya yang mulai menua tanpa mengenal musim. 

Saling memberi dan menerima dari kami masing-masing juga sudah tak terhitung lagi jumlahnya, sampai pada suatu hari di musim panas yang baru saja berlalu ketika saya sedang memotong rumput, tiba-tiba tumit kaki kiri terasa dingin dari lembabnya rumput yang terpijak. Lalu saya melihat ke sandal sebelah kiri yang ternyata sudah terbelah dua. 

Jujur saja, kalau perasaan saya saat itu sedikit campur aduk antara sedih, kecewa dan gembira. Sedih karena masih ingin memiliki. Kecewa karena saya tak berusaha tuk memperbaiki sandal tersebut ketika masih retak. Gembira karena jasanya yang cukup bahkan sangat lama terhadap saya. Dan, tak elak karena toh sudah saatnya sandal merah tersebut masuk masa pensiun.

Dua minggu kemudian, sandal biru muda pun menyusul ketika menjalankan tugas yang sama yaitu di saat saya sedang memotong rumput.

Kini, tinggal sandal yang berwarna Pink yang masih menemani saya ...

Selamat jalan teman-teman setiaku ... Saya yakin kalian sedang dalam perjalanan ke tempat "Daur Ulang" dimana suatu saat kalian akan menjelma menjadi barang yang mempunyai fungsi yang baru dan lain daripada kalian sewaktu bersama saya ... :)

Oleh: Indriati See - HiR, 29.09.2014




Montag, 11. August 2014

Keindahan Hati


Pada suatu hari, seorang pemuda berdiri di tengah kota dan menyatakan bahwa dialah pemilik hati yang terindah yang ada di kota itu. Banyak orang kemudian berkumpul dan mereka semua mengagumi hati pemuda itu, karena memang benar-benar sempurna. Tidak ada satu cacat atau goresan sedikitpun di hati pemuda itu.

Pemuda itu sangat bangga dan mulai menyombongkan hatinya yang indah. Tiba-tiba, seorang lelaki tua menyeruak dari kerumunan, tampil ke depan dan berkata, "Mengapa hatimu masih belum seindah hatiku ?". Kerumunan orang-orang dan pemuda itu melihat pada hati pak tua itu. Hati pak tua itu berdegup dengan kuatnya, namun penuh dengan bekas luka, dimana ada bekas potongan hati yang diambil dan ada potongan yang lain ditempatkan di situ; namun tidak benar-benar pas dan ada sisi-sisi potongan yang tidak rata.

Bahkan, ada bagian-bagian yang berlubang karena dicungkil dan tidak ditutup kembali. Orang-orang itu tercengang dan berpikir, bagaimana mungkin pak tua itu mengatakan bahwa hatinya lebih indah ? Pemuda itu melihat kepada pak tua itu, memperhatikan hati yang dimilikinya dan tertawa, "Anda pasti bercanda, pak tua", katanya, "bandingkan hatimu dengan hatiku, hatiku sangatlah sempurna sedangkan hatimu tak lebih dari kumpulan bekas luka dan cabikan".
"Ya," kata pak tua itu, "hatimu kelihatan sangat sempurna meski demikian aku tak akan menukar hatiku dengan hatimu. Lihatlah, setiap bekas luka ini adalah tanda dari orang-orang yang kepadanya kuberikan kasihku, aku menyobek sebagian dari hatiku untuk kuberikan kepada mereka, dan seringkali mereka juga memberikan sesobek hati mereka untuk menutup kembali sobekan yang kuberikan.

Namun karena setiap sobekan itu tidaklah sama, ada bagian-bagian yang kasar, yang sangat aku hargai, karena itu mengingatkanku akan cinta kasih yang telah bersama-sama kami bagikan. Adakalanya, aku memberikan potongan hatiku begitu saja dan orang yang kuberi itu tidak membalas dengan memberikan potongan hatinya. Hal itulah yang meninggalkan lubang-lubang sobekan - - memberikan cinta kasih adalah suatu kesempatan. Meskipun bekas cabikan itu menyakitkan, mereka tetap terbuka, hal itu mengingatkanku akan cinta kasihku pada orang-orang itu, dan aku berharap, suatu ketika nanti mereka akan kembali dan mengisi lubang-lubang itu. Sekarang, tahukah engkau keindahan hati yang sesungguhnya itu ?"

Pemuda itu berdiri membisu dan airmata mulai mengalir di pipinya. Dia berjalan ke arah pak tua itu, menggapai hatinya yang begitu muda dan indah, dan merobeknya sepotong. Pemuda itu memberikan robekan hatinya kepada pak tua dengan tangan-tangan yang gemetar. Pak tua itu menerima pemberian itu, menaruhnya di hatinya dan kemudian mengambil sesobek dari hatinya yang sudah amat tua dan penuh luka, kemudian menempatkannya untuk menutup luka di hati pemuda itu. Sobekan itu pas, tetapi tidak sempurna, karena ada sisi-sisi yang tidak sama rata. Pemuda itu melihat kedalam hatinya, yang tidak lagi sempurna tetapi kini lebih indah dari sebelumnya, karena cinta kasih dari pak tua itu telah mengalir kedalamnya.


Oleh: AD 

(ad) - 08.04.2013 

Image

Mittwoch, 6. August 2014

Tulislah kembali Surat Cinta !




Banyak orang berpikir, di zaman yang serba modern ini, menulis surat cinta sudah ketinggalan zaman alias kuno, tidak praktis dan buang-buang waktu. Tetapi menurut pakar penulis surat cinta dan pendiri Web-Site www.liebesbrief.ch Jeannot Lucchi dari Swiss malah sebaliknya. Beliau bilang bahwa mengungkapkan cinta seseorang dengan melalui surat cinta sekarang ini mengalami zaman Rennaissance, kembali „IN“ yang berarti seni menulis surat cinta kembali diminati.
Di bawah ini beberapa saran yang patut diketahui.

Mengapa Surat Cinta sekarang menjadi „IN“ kembali ?

Kehidupan modern menuntut kita untuk melakukan segala sesuatu harus dengan cepat sudah tentu membuat kehidupan kita sehari-hari menjadi tambah ”Stress”, kita dihinggapi oleh penyakit ”Instant”, kaku, hambar, dalam hal bercinta juga maunya cepat-cepat … eits … jangan dulu berpikir kearah p**** ya, maksud saya disini, kalau kita sedang jatuh cinta dan rindu kepada kekasih kita, kita bisa langsung angkat telepon, chatting atau berkomunikasi dengan melalui kamera (wah yang ini saya tidak tahu namanya apa ? maklum GAPTEK), dimana kita bisa saling memandang sang kekasih, berbicara langsung sehingga rasa rindu dan kangen terpenuhi.

Tetapi setelah telepon dari seberang ditutup, atau computer dimatikan, apakah ada sesuatu yang ditinggalkan yang membuat kita selalu terhibur apabila rasa kangen menyerang kita kembali ? ”Tidak” jawab Jeannot Lucchi. Nah … disinilah peranan surat cinta menjadi penting kembali.

Surat cinta bisa kita simpan, dibawa kemana-mana, disimpan di bawah bantal pokoknya kemana saja kita pergi, si surat cinta selalu mendampingi kita.
Kalau kita kangen dengan sang kekasih, kita bisa baca berulang-ulang surat cinta yang dikirimnya.

Surat cinta merupakan bukti yang lebih bisa dipegang dari pada penjelasan cinta yang hanya melalui telepon atau komunikasi canggih lainnya, begitu penjelasan Jeannot Lucchi.

Keuntungan apa yang kita dapat dengan menulis Surat Cinta ?

Dalam menulis surat cinta, perasaan yang keluar dari lubuk hati tercurah atau terungkap ke dalam kata-kata yang kita pilih dan tulis, disamping itu dalam menulis surat cinta, kita dituntut agar kita selalu dalam keadaan sadar, memusatkan pikiran kita kepada orang yang kita cintai nah … situasi seperti ini kadang-kadang tidak kita miliki kalau kita berbicara di telepon.

Menulis surat cinta juga fungsinya sama seperti kita menulis apa yang kita rasakan ke dalam sebuah catatan harian (Diary), semua uneg-uneg bisa kita tuangkan ke dalam tulisan dan setelah itu kita merasa lega.



Keuntungan apa yang didapat oleh penerima Surat Cinta ?

Sudah pasti seperti menerima hadiah atau harta karun yang selalu bisa disimpan dan dikenang.
Untuk penerima surat cinta juga merasa bahagia karena merasa dicintai.

Perlukah suami-istri yang sudah lama hidup bersama menulis Surat Cinta?

„Perlu“ jawab Jeannot Lucchi, „Menulis surat atau memo untuk mengungkapkan perasaan terima kasih, perhatian khusus, perasaan cinta yang kalau kita ucapkan dengan kata-kata kedengarannya lucu karena toh kita sudah lama hidup bersama, dapat membangkitkan kembali saat-saat romantis di saat kehidupan bersama dimulai”.
„Kalau anda berbuat salah terhadap pasangan anda maka anda harus mengakui, kalau tidak bisa dengan kata-kata ya harus melalui surat atau memo cinta, hasilnya anda akan cepat dimaafkan dan tambah dicintai, disayang oleh pasangan anda“.

Bagaimana memulainya agar berhasil ?

„Sering kita mengalami kesulitan untuk menemui kata-kata yang tepat ketika kita memulai menulis surat cinta. Apabila hal ini terjadi, tulislah semua yang ingin anda ungkapkan diatas kertas biasa (bukan kertas surat). Penyusunan kalimat bisa diatur kemudian.
Saran dari para pakar: „Untuk kalimat pembuka, kita siapkan pada akhir surat, maksudnya pokok pikiran yang akan ditulis harus diutamakan terlebih dahulu dan kalau sudah selesai baru kalimat pembuka dan penutup ditulis“.

Apa yang harus kita perhatikan dalam menulis Surat Cinta ?

Jeannot Lucchi menyarankan: „Penggunaan kata „kamu“ harus sering ditulis dari pada kata „saya“ (biar kesannya tidak egois).
Kalimat yang pendek dan mengandung penuh arti lebih penting dari kalimat yang panjang-panjang.
Ungkaplah perasaan anda dengan jelas melalui kata-kata yang dipilih, jangan menulis kalimat yang berputar-putar yang menuntut si kekasih untuk menebak sendiri apa yang ingin anda ungkapkan.
Surat cinta yang indah adalah surat yang bisa menggambarkan ribuan kenangan yang anda alami berdua, menggambarkan saat-saat indah dan romantis bagi anda berdua.
Dengan membayangkan saat-saat yang indah dan romantis maka pembuatan surat cinta akan lancar dengan sendirinya.

Saran-saran yang perlu diperhatikan dalam membuat Surat Cinta:

Tulis surat dengan tulisan tangan, kesannya lebih pribadi. Bisa juga disertai dengan tanda-tanda misalnya: gambar ”hati” apabila kata ”hati” sulit untuk ditulis.

Pergunakanlah kertas surat yang cantik, bermotif atau berparfum untuk memberi kesan kepada sang kekasih bahwa anda mempunyai perhatian khusus untuknya.

Pilihlah perangko yang cantik misalnya: dengan motiv bunga atau motiv khusus lainnya. Atau bisa juga ditambah dengan sticker kecil yang cantik di atas amplop.

Nah … begitulah menurut pakar penulis surat cinta Jeannot Lucchi.
Sekarang kita bertanya kepada diri kita masing-masing: ”Perlukah kita menulis surat cinta untuk orang yang kita cintai ?” Kalau ”ya”, maka saya ucapkan ”Selamat menulis Surat Cinta“


Oleh : Indriati See - HiR, 06.09.2010


Published in Kompasiana, Baltyra
Sumber Info: Koleksi pribadi
Image: 1,2