Freitag, 3. Oktober 2014

Ruang Kelasku di Jerman yang Sederhana




Dalam artikel saya yang berjudul "Di Jerman Muridku Datang Hanya untuk Curhat" terbit di Kompasiana tanggal 26 November 2013, saya singgung sekilas tentang Lembaga Bahasa dan Bimbingan Belajar yang bernama Lernstudio Barbarossa dimana saya mengajar. 

Dalam lembaga tersebut, saya hanya menangani kelas untuk orang dewasa (individual atau maksimum 2 orang/kelas) yang ingin mempelajari Bahasa Inggris atau Bahasa Perancis dengan pengantar Bahasa Jerman. 

Tujuan dari murid-murid saya untuk mempelajari Bahasa Inggris maupun Bahasa Perancis biasanya untuk mempermudah mendapat posisi lebih baik di lingkungan kerja mereka atau agar mereka lebih bisa berkomunikasi dengan para pelanggan mereka.

Metode berikut material pelajaran juga Sertifikat dan Ijazah yang akan diperoleh oleh para murid disesuaikan dengan "Standard Komunitas Negara-negara Eropa (The European Communities).

Sudah pasti  kedua bahasa tersebut pernah mereka pelajari semasa mereka masih sekolah di SMP maupun di SMA. Dan karena kedua bahasa tersebut tidak dipakai maka otomatis terlupakan.

Lernstudio Barbarossa mempunyai cabang hampir di semua kota besar di Jerman, bahkan sampai ke Austria dan Swiss.

Sebagai WNI yang tentu saja masih memegang Paspor RI, saya bangga sekali bisa bekerja disana. Bangga karena saya diperlakukan sama dengan teman-teman Pengajar lainnya yang 100% WN Jerman dan tentunya juga bangga karena sampai detik ini, murid-murid saya tidak terkejut mempunyai guru yang bukan WN Jerman ... respek !

Peraturan di sekolah tersebut sangat disiplin, salah satunya dimana para Pengajar tidak boleh datang terlambat. 15 menit sebelum pelajaran dimulai, kami harus sudah berada di kelas. Saya pribadi selalu hadir 30 menit sebelum pelajaran dimulai. Waktu 30 menit tersebut saya pakai untuk mempersiapkan semua material yang akan diajarkan seperti Kamus Bahasa, CD Recorder, Foto Copy materi pelajaran dll.

Dalam foto di atas terlihat betapa sederhananya ruang kelas (3x3m) yang saya pakai untuk mengajar. Meubelnya juga sangat sederhana, terawat dengan rapih dan bersih. 

Semuanya ini akan terujud dengan baik berkat kerjasama antara Pengurus Sekolah, Pengajar dan Murid.

Akhir kata, saya ingin mengingatkan kembali satu pepatah yang kita pelajari dari leluhur kita yang berbunyi "Tak ada Rotan, Akar pun jadi"

Selamat mengajar dan belajar serta jangan lupa kalau "tidak ada batas usia untuk belajar" 

Salam, 
Indriati See - HiR, 03.10.2014


 

2 Kommentare:

  1. betul.. setuju, tidak ada batas usia untuk belajar. saya pun tidak merasa terlambat, meski baru bisa melanjutkan ke S2 pada usia yang tak muda lagi. terima kasih sista, menambah semangat saya.

    AntwortenLöschen
    Antworten
    1. Terima kasih sista Hera :) sudah bersedia mampir ke Bilik yang sederhana ini ... Salam sukses selalu untukmu

      Löschen